Monday, May 25, 2009

Panggilan Kesedihan

Panggilan Kesedihan

Kelender di rumahku 6 Mei 2009

Waktu malam seperti malam yang sebelumnya

Aku seisi keluarga melepaskan lelah di rumahku

Jauh di perantauan

9. 45 malam tiba-tiba

Aku dikejutkan dengan deringan telefon

Tiba-tiba kumenerima panggilan dari seorang kakak

Katanya rumah Mek di kampung hangus terbakar.

Tangan aku terus mengeletar

Air mataku menakungi mata dan jatuh bagaikan permata

Ya Allah, inilah ujian yang terpaksa kutanggung dariMu,

Benarlah harta ini adalah pinjaman dariMu

Kau adalah tuannya

Aku hanya meminjam dariMu

Kesokkan pagi bergegas aku pulang ke kampug

Menemui ibuku yang pastinya basah dengan air mata

Demikan juga sisi keluarga yang lain

Inilah ujian getir dan kami harus pasrah

Tunduk dan mengakui kebesaranMu

Waktu memandu, lidahku basah menyebut

Subhanallah, ina lilahiwani ilahirajiun

Ya Rabbi, berilah ketenangan dan kesabaran

Bagaimana aku harus menerima takdir ini


Rumah ini rumah warisan pusaka,

Seisi kelurga bertahun sudah bersusah payah,

Tulang empat kerat inilah yang ada,

Yang akhirnya bisa kami bertduh

Maka inilah tempat istirahat untuk kami

Sesekali pulang ke kampung

Waktu lebaran atau cuti persekolahan

Inilah tempat untuk kami melepaskan lelah,

Bergurau senda atau menikamati juadah hidangan ibu

Andai kata aku dapat bertukar,

Inilah rumah untukku beristirehat,

Melepaskan lelah dan mendidik anak-anakku

Membesar dan mengerti kehidupan seorang Muslim


Menjelang Maghrib sampailah aku di halaman rumah tercinta

Hati mana tiada berurai air mata

Istana keluargaku hilang dimata

Semuanya hanya tinggal arang

Asap dan bau arang kehangusan

Masih sempat kumenatapi timbunan arang kertas

Itulah tanda segala kitab dan bukuku

turut diratah sang api mengganas

Itulah kenangan mendalam waktu aku

pernah di menara gading


Rakan taulan jiran saudara turut simpati

Datang mengucap takziah kepada kami

Dalam diam keluarlah air mata

Ya Tuhanku, Maha Tinggi Engkau

Inilah ujian dariMu untuk hambaMu

Hikmah tersembunyi adalah milikMu

Berilah kami kesabaran dan kekuatan

Bagaimana harus menerima ujian ini

Sesungguhnya takdir ini telah berlaku

Terhapuslah dosa yang lalu dengan musibah ini

Dan aku bersedia menerima takdir ini

Kalau ini adalah ketentuan dariMu


Pun, begitu aku ini hamba yang lemah,

Kekadang malam menjelma waktu aku kesepian

Teringat kembali rumah yang permai aman bahagia

Kini ke mana lagi tempat untukku beradu

Di mana lagi tempat untukku santap bersama kalian

Di mana lagi kamar untukku melepaskan lelah

Di mana air untukku membersihkan peluhku


Tidak, hilanglah segala ingatan itu

Bertekadlah membina hidup baru

Bumi ini masih luas dan galilah hikmah tersembunyi

Ya Allah Ya Tuhaku

Kabulkanlah doa hambaMu yang ditimpa musibah

Berilah yang terbaik untuk kami

Moga kami terus taat dan patuh

Moga iman kami terus bertambah

Moga rezeki kami melimpah ruah

Hanya engkau tempat kami bermohon

Cukuplah Allah untukku

Untuk menolong hambaMu

Dalam menempuh

Dan mengerti dan mendalami erti kesabaran

Erti kesedihan, erti kepiluan dan kesengsaraan

Dan pasrah menerima ketentuan

Dari Tuhanku.

Dan aku adalah sebaris insan

Yang pernah menerima ujian dariMu.

Sarji Kasim,

Bandar Bera 25.05.2009

akrinebera@blogspt

1 comment:

Anonymous said...

Bersabarlah kawan. Galilah hikamh itu