Panggilan Kesedihan
Panggilan Kesedihan
Kelender di rumahku 6 Mei 2009
Waktu malam seperti malam yang sebelumnya
Aku seisi keluarga melepaskan lelah di rumahku
Jauh di perantauan
9. 45 malam tiba-tiba
Aku dikejutkan dengan deringan telefon
Tiba-tiba kumenerima panggilan dari seorang kakak
Katanya rumah Mek di kampung hangus terbakar.
Tangan aku terus mengeletar
Air mataku menakungi mata dan jatuh bagaikan permata
Ya Allah, inilah ujian yang terpaksa kutanggung dariMu,
Benarlah harta ini adalah pinjaman dariMu
Kau adalah tuannya
Aku hanya meminjam dariMu
Kesokkan pagi bergegas aku pulang ke kampug
Menemui ibuku yang pastinya basah dengan air mata
Demikan juga sisi keluarga yang lain
Inilah ujian getir dan kami harus pasrah
Tunduk dan mengakui kebesaranMu
Waktu memandu, lidahku basah menyebut
Subhanallah, ina lilahiwani ilahirajiun
Ya Rabbi, berilah ketenangan dan kesabaran
Bagaimana aku harus menerima takdir ini
Rumah ini rumah warisan pusaka,
Seisi kelurga bertahun sudah bersusah payah,
Tulang empat kerat inilah yang ada,
Yang akhirnya bisa kami bertduh
Maka inilah tempat istirahat untuk kami
Sesekali pulang ke kampung
Waktu lebaran atau cuti persekolahan
Inilah tempat untuk kami melepaskan lelah,
Bergurau senda atau menikamati juadah hidangan ibu
Andai kata aku dapat bertukar,
Inilah rumah untukku beristirehat,
Melepaskan lelah dan mendidik anak-anakku
Membesar dan mengerti kehidupan seorang Muslim
Menjelang Maghrib sampailah aku di halaman rumah tercinta
Hati mana tiada berurai air mata
Istana keluargaku hilang dimata
Semuanya hanya tinggal arang
Asap dan bau arang kehangusan
Masih sempat kumenatapi timbunan arang kertas
Itulah tanda segala kitab dan bukuku
turut diratah sang api mengganas
Itulah kenangan mendalam waktu aku
pernah di menara gading
Rakan taulan jiran saudara turut simpati
Datang mengucap takziah kepada kami
Dalam diam keluarlah air mata
Ya Tuhanku, Maha Tinggi Engkau
Inilah ujian dariMu untuk hambaMu
Hikmah tersembunyi adalah milikMu
Berilah kami kesabaran dan kekuatan
Bagaimana harus menerima ujian ini
Sesungguhnya takdir ini telah berlaku
Terhapuslah dosa yang lalu dengan musibah ini
Dan aku bersedia menerima takdir ini
Kalau ini adalah ketentuan dariMu
Pun, begitu aku ini hamba yang lemah,
Kekadang malam menjelma waktu aku kesepian
Teringat kembali rumah yang permai aman bahagia
Kini ke mana lagi tempat untukku beradu
Di mana lagi tempat untukku santap bersama kalian
Di mana lagi kamar untukku melepaskan lelah
Di mana air untukku membersihkan peluhku
Tidak, hilanglah segala ingatan itu
Bertekadlah membina hidup baru
Bumi ini masih luas dan galilah hikmah tersembunyi
Ya Allah Ya Tuhaku
Kabulkanlah doa hambaMu yang ditimpa musibah
Berilah yang terbaik untuk kami
Moga kami terus taat dan patuh
Moga iman kami terus bertambah
Moga rezeki kami melimpah ruah
Hanya engkau tempat kami bermohon
Cukuplah Allah untukku
Untuk menolong hambaMu
Dalam menempuh
Dan mengerti dan mendalami erti kesabaran
Erti kesedihan, erti kepiluan dan kesengsaraan
Dan pasrah menerima ketentuan
Dari Tuhanku.
Dan aku adalah sebaris insan
Yang pernah menerima ujian dariMu.
Sarji Kasim,
Bandar Bera 25.05.2009
No comments:
Post a Comment